Thursday, July 23, 2020

Kisah Abu Qibalah

   Assalamu'alaikum 
hai semua, kali ini aku bakal cerita tentang kisah sahabat nabi, yaitu

" Kisah Abu Qilabah"

sumber: pinterest.com

Salah satu seorang yang dekat dengan Nabi Muhammad SAW adalah Abu Qilabah. Selain empat sahabat Nabi, yakni Abu Bakar As Shidiq, Uman bin Khattab, Ustman bin Affan, dan Thalhah bin Ubaidillah, sosok Abu Qilabah merupakan seorang lelaki yang terakhir kali wafat.

Bernama lengkap Abdullah bin Zaid al-Jarmi, sepanjang hidupnya dikenal sebagai ahli ibadah. Kisah kematiannya dituturkan oleh Abdullah bin Muhammad, seperti dirangkum sebagai berikut.
Ketika terjadi suatu peperangan di daerah Syam, Abdullah yang merupakan prajurit Muslim terlepas dari rombongan dan terdampar di sebuah tanah lapang dekat pesisir. Kian hari, bekal makanannya semakin menipis, di saat dirinya tidak tahu harus ke mana. Hingga akhirnya, dia melihat satu tenda yang berdiri di atas tanah lapang.
Tanpa pikir panjang, Abdullah menghampiri tenda yang tampak kumuh itu. Dia mendapati seorang pria tua yang tidak memiliki kedua tangan dan kaki. Abdullah juga menyadari bahwa pendengaran orang tersebut tidak normal, mata rabun, dan hanya lidah yang masih bisa berbicara.

Sembunyi-sembunyi, Abdullah menyimak setiap kata yang keluar dari mulut orang tua tersebut.
"Wahai Allah, berilah petunjuk agar aku dapat terus memuji-Mu, sehingga aku dapat bersyukur atas nikmat yang Engkau berikan. Sungguh, Engkau telah melebihkan diriku atas kebanyakan manusia," begitu ucap orang itu.
Tak dapat menahan rasa heran, Abdullah yang sebelumnya sudah mengucapkan salam berkata, "“Wahai, Tuan. Aku mendengarmu tadi berkata demikian. Dan kau baru saja menyatakan, Allah telah melebihkanmu atas banyak orang. Nikmat Allah mana yang telah engkau syukuri?”
Bapak tua itu menjawab, "Apa kau tidak melihat apa yang telah Allah lakukan padaku? Demi Allah, seandainya ada halilintar datang menghanguskan tubuhku, atau gunung-gunung menindihku, laut menenggelamkanku, dan bumi menelan tubuhku. Aku tetap bersyukur." Lalu, orang tua itu menunjuk bibirnya.
"Aku memang tidak bisa berbuat apa-apa untuk menolongmu. Aku bahkan tidak bisa bergerak walau bahaya bisa saja datang. Tapi, aku punya seorang anak laki-laki. Dialah yang menolongku, membantuku untuk berwudhu, menyuapiku ketika lapar, dan memberiku minum saat haus," lanjutnya.
Aneh. Abdullah bahkan tidak melihat satu orang pun dalam tenda ini. Orang tua ini seperti tahu apa yang dipikirkan Abdullah. Lantas, pemilik tenda ini menjelaskan lebih lanjut.
"Tapi, sudah tiga hari aku tidak mendengarnya. Aku kehilangan dirinya. Wahai musafir, bisa kah kau menemukannya? ucap pemilik tenda.
Di tengah daerah pesisir pantai yang tidak ada satu orang pun. Dengan baik hati, Abdullah pun menolong orang tua tersebut. Ia mencari anak hilang itu, hingga sekian lama mencari, dia melihat pemandangan yang memilukan. Anak laki-laki yang dicari sudah tidak bernyawa, meninggal akibat diterkam hewan buas.
“Inna lillahi wa inna ilaihi raaji’un. Bagaimana caraku memberitahukan ini kepada orang tua itu?”
Dengan wajah terkejut ketika menemukan anak laki-laki tersebut sudah tidak bernapas. Abdullah memberanikan diri untuk menyampaikan hal ini. Bagaimana pun, orang tua itu harus tahu apa yang sudah terjadi pada anak laki-laki yang dicarinya tersebut.
Bagaimana pun juga, hanya Allah SWT lah yang dapat menentukan nasib seseorang.
Abdullah pun memasuki tenda, " Assalamualaikum," ujarnya.
"“Waalaikum salam. Engkaukah itu yang tadi menemuiku?” jawab orang tua ini.
"Ya," kata Abdullah.
"Bagaimana pencariannya? Apakah engkau berhasil menemukan anakku?" Tanya si bapak tua.
Namun, Abdullah seperti tidak sanggup menyatakan apa yang terjadi pada anak si bapak tua ini.
"Apakah Tuan pernah mendengar kisah Nabi Ayyub SAW?" Abdullah mencoba untuk mulai membuka penjelasan.
"Ya, dia merupakan salah satu rasul yang mulia."
"Apakah kau tahu bagaimana Allah SWT menguji Nabi Ayyub SAW dengan harta, keluarga bahkan anak-anaknya?
"Ya, tentu saja aku tahu," jawab orang tua ini yang heran dengan maksud obrolan ini.
"Lantas, apa kau juga tahu bagaimana Nabi Ayyub SAW menyikapi cobaan-cobaan yang diberikan Allah SWT?" tanya Abdullah.
"Ia selalu bersabar, bersyukur, dan memuji Allah,” jawab orang tua tersebut.
"Bahkan, Nabi Ayyub AS pun dijauhi sahabat-sahabatnya?"
"Benar, ia pun tetap bersyukur kepada Allah SWT. Apa maksudmu menceritakan soal Nabi Ayyub AS secara tiba-tiba?" Akhirnya orang tua itu bertanya akan maksud dari perbincangan dengan tamunya.
"Aku telah menemukan anakmu. Namun sayang, saat kutemukan, dirinya sudah tidak bernapas. Jasadnya ada di antara gundukan pasir dan diterkam kawanan binatang buas. Semoga Allah SWT melipatgandakan pahala engkau yang bersabar atas musibah ini," jelas Abdullah.
“Segala puji bagi Allah. Dia telah menciptakan bagiku keturunan yang tidak bermaksiat kepada-Nya,” jawab orang tua itu.
Selang beberapa waktu, orang tua sekaligus pemilik tenda tersebut meninggal dunia.
"“Inna lillah wa inna ilaihi rojiun" Ujar Abdullah.

Kini, Abdullah bingung. Apa yang harus dilakukan terhadap jasad orang tua ini. Membiarkannya pun tak tega, belum lagi jika ada kawanan binatang buas yang datang, jasad orang tua itu akan diterkam buas.
Abdullah pun menutup jasadnya dengan kain yang ditemukan di dalam tenda tersebut. Dia pun bergegas keluar untuk meminta bantuan.
Hingga beberapa waktu, Abdullah melihat dengan samar-samar beberapa orang yang jauh di sana. Mereka menunggangi kuda. Salah satu dari mereka pun tampak rapi. Tanpa pikir panjang, Abdullah pun langsung berteriak dan melambaikan tangan kepada mereka dari kejauhan.
Orang-orang yang menunggangi kuda tersebut menyadari akan panggilan Abdullah. Mereka pun mendekatinya.
Mereka berkata, “Wahai saudara, apa yang terjadi padamu?”
Abdullah langsung menceritakan apa yang telah terjadi dan meminta kepada mereka untuk menolong mengurus jasad orang tua tersebut.
Lantas, mereka memasuki tenda dan bertanya, "Siapa dia?”
“Aku juga tidak mengenalnya, dia dalam keadaan sakit dan memprihatinkan,” jawab Abdullah.
Lalu, rombongan penunggang kuda yang berjumlah empat orang itu langsung membuka penutup wajahnya, mungkin saja salah satu dari mereka mengenalinya.
Saat penutup wajah terbuka, wajah mereka tersentak lalu menangis. Abdullah pun bingung dengan apa yang ia lihat dari si penunggang kuda itu.
Salah satu dari mereka berkata, Subhanallah, wajah yang senantiasa bersujud kepada Allah. Mata yang selalu menunduk atas apa yang diharamkan Allah. Tubuhnya selalu sujud tatkala orang-orang dalam keadaan tidur."
Dengan heran, Abdullah pun bertanya, “Kalian kenal dengan orang tua ini?”
"Kau tidak mengenalnya?" mereka bertanya balik kepada Abdullah.
Abdullah jelas tidak tahu siapa orang tua yang dia temukan seorang diri di dalam tenda. Dia lantas bertanya, "Siapakah orang tua ini. Mungkin Tuan-Tuan dapat menceritakannya?"
Namun, orang-orang itu kemudian memperkenalkan diri lebih dulu. Mereka adalah utusan Raja Muslim yang memang ditugaskan untuk mencari tahu keberadaan orang tua tersebut.
Kemudian mereka berkata, "Ia adalah Abu Qilabah al-Jarmi, sahabat dari Rasulullah SAW. Laki-laki ini, pernah dimintai oleh khalifah untuk menjadi seorang hakim. Namun, ia menolak jabatan tersebut.”
"Dia membawa serta seorang anak laki-laki. Tadi kami menemukan jasad putranya dimakan singa,” cerita pendamping utusan raja.
Pada akhirnya, Abdullah paham. Sahabat Nabi Muhammad SAW yang meninggal ini adalah Abu Qilabah yang tidak mau terlibat menjadi ulama penguasa. Maka dari itu, dia lebih baik menyingkir dan tinggal di padang pasir tandus bersama anaknya.
Abu Qilabah wafat pada 104 H. Utusan raja yang dimintai pertolongan oleh Abdullah pun mengurus jenazah Abu Qilabah dan menyalatinya. Lalu, mereka kembali ke negerinya dengan membawa kabar buruk diiringi hati yang sedih.

Sumber:


Sekian dari aku, kurang lebihnya mohon maaf.
Wassaamu'alaikum

Wednesday, July 22, 2020

Pasta Gigi Gajah

  Assalamu'alaikum hai semuanyaa
Kali ini aku bakal kasih tau kalian gimana caranya buat pasta gigi gajah. Berikut akan dijelaskan percobaan atau praktek kimia membuat pasta gigi gajah menggunakan larutan kalium permanganat dan hidrogen peroksida. Percobaan kimia yang sangat asik ini disebut pasta gigi gajah karena hasil akhir yang  bentuknya seperti pasta gigi namun memiliki ukuran yang sangat besar. 

Bahan-bahan
  • Satu gelas air
  • bubuk potasium pemenganat
  • sabun cair
  • pewarna makanan
  • hidogren peroksida 50%
Alat 
  • Sendok
  • gelas labu
Langkah-langkah
  • Siapkan satu gelas air
  • lalu tambahkan bubuk potasium permanganat setengah sendok
  • tambahkan beberapa tetes sabun cair ke dalam larutan potanium permanganat ( minimal 10 tetes)
  • aduk hingga rata.
  • Pindahkan campuran tersebut kedalam gelas labu panjang yang sudah diberi pewarna makanan didalamnya 
  • Tambahkan 20ml hidrogen peroksida 50% ke dalam gelas labu
  • Dan tak lama kemudian cairan tersebut akan bereaksi.
sumber: pinterest.com
__________❀__________________________________________________
Oh ya kalian juga bisa liat blog temen temen aku loh... pembahasan mereka juga menarik
Wassalamu'alaikum



Tuesday, July 21, 2020

Apa aja suka duka belajar di rumah dan perbedaan belajar di rumah dan di sekolah?

     Assalamu'alaikum, Hallo teman-teman apa kabar?

Perasaan kalian selama belajar di rumah gimana? senang? sedih? bosan atau ngga nih? pasti campur aduk ya? Pasti beda sama kalau kita belajar disekolah, jadi kali ini aku bakal share ke kalian suka duka aku belajar di rumah dan perbedaan belajar di rumah dan di sekolah.

Kita semua belajar di rumah kira kira udah 5 bulan lebih kan? jadi pasti banyak banget yang udah kita alamin, dari mulai seneng, bosan,sedih, dll. Tapi gk kerasa ya kita belajar di rumah udah 5 bulan, terus 2020 tinggal 5 bulan lagi, hmmm.... semoga 5 bulan ke depan pandemi ini sudah mereda ya...

Sumber: pinterest.com

Kita mulai dari suka nya dulu atau duka nya dulu nih? Suka nya dulu aja ya...
Sebenernya aku suka dari belajar di rumah itu waktu belajar online gak terlalu lama dari yang di sekolah, terus juga bisa lebih nyantai juga dari yang di sekolah, tapi...duka nya itu kalau jaringan internetnya lagi bermasalah kadang ganggu pas lagi belajar online, terus bagi yang punya adik atau kakak pasti pernah keberisikan kan? apa lagi kalau semua nya lagi zoom meeting/google meet, kalau belajar di rumah juga kadang bikin bosen, selain itu mungkin karna kita di rumah jadi pas di kasih tugas itu kadang ngerjain nya ditunda, kalian pernah nunda nunda gak nih??? jangan nunda nunda ya... Sebenernya lumayan sulit sih belajar di rumah, lumayan banyak kendala nya juga.

Nah sekarang apa sih perbedaan belajar di rumah dan di sekolah? Menurut aku perbedaan belajar di rumah dan di sekolah itu lebih ke bersamaan bareng temen-temen kalau disekolah kita bisa main bareng, bercanda bareng, belajar bareng, bisa berbagi cerita, bisa jajan bareng, makan bareng, walaupun pas kita karantina kita tetep bisa berbagi ngobrol satu sama lain tapi pasti aja ada yang beda dari biasanya, kayaknya ada yang kurang gitu kalau gak tatap muka.

Tapi pastinya ada hikmah nya juga dong kita belajar di rumah, hikmah yang bisa aku ambil adalah,
  • Kita jadi banyak waktu bersama keluarga,
  • kita jadi lebih menjaga kebersihan saat adanya pandemi ini,
  • melatih kita menjadi lebih berfikir mana yang harus banget dilakuin diluar rumah atau tidak,
  • melatih diri kita menjadi  lebih sabar,
  • dan melatih diri kita mencari inspirasi untuk hal hal positif apa aja yang kita bisa lakuin di rumah.
Segini dulu ya ntuk share kali ini, kalian juga bisa share gimana sih pengalaman kalian selama belajar di rumah, inget ya... semua hal yang kita alamin pasti itu ada hikmah nya kok, jadi jangan berfikir "kok aku begini sedangkan dia begitu?" jangan ngerasa kalian yang paling buruk ya... Kita sebagai manusia semuanya sama aja.

Makasih ya yang udah mau baca... Semangat belajar online nya....
Wasalamu'alaikum.




Monday, July 20, 2020

Review Novel Eliana - karya Tere Liye

              Assalamu'alaikum, Hai semuanya dimana pun kalian berada, semoga dalam keadaan baik baik saja. Gimana keadaan cuaca kalian disana? ditempat aku langitnya lagi cerah banget nih.Hari ini aku bakal ngereview novel Eliana  karya Tere-Liye, mungkin teman-teman sudah tidak asing lagi dengan penulis ini, novel ini menceritakan gadis kecil yang pemberani. 
                 

sumber: pinterest.com

·         Judul Buku/Novel       :Eliana
·         Penulis                         :Tere-Liye
·         Isi                                :519 halaman
·         Penerbit                       :Republika Penerbit
·         Kota Terbit                  :Jakarta
·         Tahun Terbit                :2011

  Ada seorang gadis kecil bernama Eliana. Ia memiliki 3 orang adik yang bernama Burlian, Pukat, dan Amelia. Diantara mereka berempat, Eliana lah anak yang paling pemberani. Mereka tinggal bersama Ayah dan Mamahnya di salah satu daerah di Pulau Sumatera. Suatu hari, ayahnya bernama Syahdan mengajak Eliana dan Amelia pergi ke kota kabupaten. Di sana Pak Syahdan akan mengurus suatu hal yang penting. Ia pergi ke gedung berwarna biru untuk menemui beberapa orang di sana dan meminta Eli dan Amel agar ayahnya di toko emas Koh Acung. Setelah beberapa lama, mereka berdua sudah tidak sabar lagi menunggu Ayahnya dan memutuskan untuk menyusulnya ke gedung biru tersebut. Di gedung biru terdengar sedikit keributan dan Eliana mengenali salah satu suara dalam keributan itu. Eliana segera membuka pintu ruangan sumber keributan dan ikut dalam perdebatan itu.
           
     Aalasan Eliana membuat keributan tadi karena tidak terima ayahnya dihina dan ia tidak senang akan rencana penambangan pasir yang ingin dilakukan di kampungnya. Ternyata alasan yang kedua benar-benar membuat Eliana marah hingga akhirnya dia sangat membenci “Johan”(nama pemilik tambang pasir)yang sekaligus menghina ayahnya. Eli sampai bersumpah membencinya untuk selamanya dan akan menghentikan rencana penambangan pasir apapun caranya. Ia memutuskan untuk mengajak temannya, Hima, Damdas, dan Marhotap melawan para petugas tambang yang datang dari kota provinsi. Mereka menyebut genk itu “Empat Buntal”. Pada suatu malam, ketika semua anak kampung selesai mengaji di rumah Nek Kiba, Marhotap berencana menyerang truk-truk besar penambang dengan balon yang diisi minyak tanah dan mengajak tiga temannya tetapi tidak seorang pun mau menemaninya. Dia terpaksa harus melakukannya sendirian. Semenjak malam itu, Marhotap bagaikan hilang ditelan bumi tak ada yang mengetahui keberadaanya. Sekarang, mereka hanya tinggal bertiga untuk melawan para petugas tambang. Hingga akhirnya mereka mengajak Anton yang juga teman sekolah mereka untuk bergabung dalam misi itu. “Empat Buntal” dengan susah payah menggagalkan penambangan pasir hingga mereka harus benar-benar bekerja keras. Pada suatu ketika saat mereka sedang menjalankan misi, mereka berempat terjebak di dalam kontainer.
           

     Alam mulai menunjukkan amarahnya pada petugas tambang pasir. Saat itu hujan terjadi sangat deras hingga menyebabkan tanggul jebol dan banjir bandang. Semua isi kampung luluh lantak dan rata tanpa terlihat adanya bekas aktivitas penambangan pasir. Air terlihat menjadi keruh. “Empat Buntal” yang terjebak di dalam kontainer akhirnya selamat. Dua puluh tahun berlalu. Kini Eliana sudah menjadi pengacara yang terkenal di kota provinsi. Selain itu, Marhotap yang dulu hilang sudah ditemukan keberadaannya hanya tinggal jasad di tengah kubangan lumpur.


Nah...gimana  serukan? novel ini mungkin bakalan jadi novel favorit kalian, harga buku  ini sekitar 60,000 

Sekian dari aku
Wassalamu'alaikum w.r


Kisah Abu Qibalah

    Assalamu'alaikum   hai semua, kali ini aku bakal cerita tentang kisah sahabat nabi, yaitu " Kisah Abu Qilabah" sumber: pin...